Cerita Dewasa Kontol Bule Yang Merangsang Dan Membuatku Tagih (2018)
Cerita Dewasa - Hari kelihatan sudah petang. Jam menunjukkan pukul 18.30, tiba-tiba aku mendapat telpon dari seorang. Dari logatnya sih kayaknya bukan orang sini, kayanya sehari-harinya dia terbiasa ngomong bahasa sono.
Dia minta bertemu denganku malam ini. Ku iyain aja permintaaannya dan kita janjian ketemuan. Pada saat yang sudah ditentukan berdua, kita ketemuan. Dia adalah seorang kulit hitam namun tidak terlalu hitam, wajahnyanya manis dengan bibir yang tidak tebal, dan hidung yang mancung, tidak lebar.
Nonton Bokep Online
Ketika kita berjabatan tangan dia memuji aku cantik, bikin aku tersipu malu aja nih. Dia lancar bahasa sini karena dulu sewaktu di negaranya ia belajar bahasa sini supaya gampang membina usaha dengan perusahaan sini. Rupanya dia seorang bisnismen.
Bandar Togel Online
Dia terus aja memandangi tubuhku yang pada malam itu hanya terbalut tengtop dan celpen. Padahal menurutku sendiri aku orangnya hiasa-biasa aja kaya abg pada umumnya, langsing dan gak montok. Ukuran toket juga seadanya dan begitupun dengan bokongku.
Agen Togel Online
Aku jadi heran kenapa dia memandangiku sampai segitunya. Tapi memang saat itu aku gak pake bra sehingga kedua pentilku berbayang di tengtopku. Aku mengagumi tubuhnya. perawakannya atletis, terlihat dari kemejanya yang tercetak ketat kearah tubuhnya.
Situs Judi Online
Terutama yang kuperhatikan adalah selangkangannya. Aku jadi memebayangkan betapa gedenya kontol itu kalau dilihat dari tonjolan di celananya sih, dalam keadaan mati saja sudah menonjol apalagi kalau hidup.Hahhahaa….
Setelah berkenalan, dia ngajak aku makan malam dulu karena memang janjiannya kita di satu resto. Sambil makan kita ngobrol kesana kemari. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 22.30, dia lalu mengajak aku ke hotelnya yang terletak deket resto.
Jadi kita jalan aja menuju hotelnya. Sesampainya dikamar aku duduk aja di sofa yang ada disitu. Dia duduk disebelahku, tanpa basa-basi, langsung aja dia merengkuh tubuhku dan mengulum bibirku. Aku hanya menggeliat dan membalas serbuan mulutnya di bibirku. Bibir kami bercumbu dengan penuh nafsu, lidah kami bertautan
“Hhhmmmmhhh…hhmmmhhmmm…” aku bergumam tidak jelas menikmati cumbuannya.
Tubuhku menggelinjang saat tangannya mulai meremas-remas toketku, yang kadang diselingi dengan pilinan dikedua pentilku. Meskipun masih terhalang oleh kain tengtopku aku sudah merasakan kenikmatan. Aku pun tak mau kalah, aku mulai meraba-raba selangkangannya.
Aku merasakan gundukan daging yang masih lembek, tapi terasa sangat besar dan panjang. Dengan tidak sabar sambil tetap meladeni ciumannya, aku mulai melepaskan celananya. Seketika celananyapun meluncur turun ke bawah.
Dia sekarang hanya berbalut CD, aku yang sudah dipenuhi oleh nafsu segera mengeluarkan kontolnya yang masih tersembunyi di dibalik CDnya.Kuremas-remas kontolnya, perlahan tapi pasti kontolnya mulai bangun.
Tanpa terasa kedua toketku sudah tidak tertutup oleh sehelai benangpun, sementara celpenku juga sudah terlepas dari tubuhku. Keadaanku sekarang hanya tinggal mengenakan CD saja. Saat dia mulai menciumi toketku, aku melirik kearah kontolnya yang lagi kuelus dan kuremas.
Mataku terbelalak seketika melihat kontolnya yang sudah mulai ngaceng, panjangnya lebih dari dua genggaman tanganku, dengan besar yang sangat menakjubkan, karena jempol dan jari tengah ku tidak dapat bersentuhan waktu kugenggam. Akupun semakin bersemangat mengocok kontolnya agar lebih mengeras.
Diapun segera membalas aksiku dengan meraba selangkanganku dari luar CDku. Dia menggesek belahan bibir memekku yang sudah basah. Kemudian dia menurunkan Cdku kebawah tubuhku sekarang tidak tertutup oleh sehelai benangpun. Dengan sedikit mengangkangan kakiku, aku menikmati permainan jarinya di itil dan memekku.
Memekku pun semakin basah, desahanku semakin terdengar. Jari tengahnya yang besar mulai menusuk lubang memekku. sementara jari jempolnya terus menmgelus-elus itilku. Jari tengahnya sedang mengocok pelan iai memekku. Ini membuat aku semakin mendesah keenakan.
“Sssstthhh…aaahhhh…ooohhhh…..aaaahhh….”aku mengerang menikmati permainannya di itil dan di lubang memekku dengan mulut menghisap pentilku. Lututku gemetar, dia betul-betul ahli dalam memuaskan lawan mainnya. Aku dibuatnya mengejang menikmati permainan tangannya.
“Oooohhh stop…aku sudah gak tahan lagi..aaaahhhh”
Mendenghar eranganku bukannya berhenti, malah membuat aksinya makin gila. Jari tangannya semakin menekan-nekan, emutannya dipentilku pun semakin menggila, aku kelabakan dibuatnya, dan tidak lama kemudian akupun mengerang, mencapai puncak kenikmatanku. Ssrrrrr…… srrrrr……ssssrrrrr…. ssssrrrrrrr…… sssrrrrrr…… memekku menyemprotkan cairan kenikmatan.
“Oouuughhh…aku keluaaaarrr…aaahhhh….” erangku. Tubuhku mengejang dan bergetar dengan hebat. Nafasku terengah-engah menikmati orgasmeku, pantatku terangkat, kedua kakiku menjepit tangannya yang masih berada di lubang memekku.
Dinding memekku berkedut-kedut, dia rasakan seperti sedang meremas-remas jari tengahnya. Tahu kalau aku sedang orgasme, dia menambahi dengan menekan-nekan jempolnya pada itilku, yang memberikan sensasi yang luar biasa buat aku.
Tak berapa lama gejolak birahiku mereda seiring dengan keluarnya cairan kenikmatanku, nafasku mulai kembali normal, dengan mesraku cium dia. Aku masih belum merasa lengkap bila tidak merasakan kontolnya yang mempunyai ukuran luar biasa tersebut. Aku membayangkan bila kontolnya menerobos masuk lubang memekku, pasti aku akan merintih dan mengerang sejadi-jadinya.
Sekarang aku meminta dia agar duduk di sofa, kemudian aku berlutut didepannya. Dengan penuh nafsu kontolnya mulai kukulum dan kujilati, dia mulai mendesah-desah keenakan merasakan kuluman dan jilatan mulut dan lidahku di kontolnya.
Aku merasakan kontolnya makin mengeras, mulutku tidak cukup untuk mengulum kontolnya yang besar dan panjang, hanya sepertiga dari batang kontolnya yang bisa keluar masuk dalam mulutku.
Setelah kontolnya mengeras aku mulai mengangkangi dia, dan dengan perlahan kepala kontolnya kuoles-oleskan di bibir memekku, aku dan dia merinding kegelian. “Sleeepppp…. “aku mulai menyelipkan kontolnya di lubang memekku.
Aku merem melek bibuatnya saat memekku mulai tersumbat oleh kepala kontolnya, dengan perlahan kudorong pantatku ke bawah, batang kontolnya mulai menyeruak masuk ke lubang memekku. Aku menjerit merasakan memekku sedikit sakit akibat terlalu besarnya kontol yang sedang masuk.
“Sssthhh…ooouughhh…besar sekali kontolmu ooommm…” rintihku menahan sakit dan keenakan.
“Ooohhh…Damn….your pussy is very tight,” bisiknya di telingaku.
Aku terdiam sejenak merasakan sakit dan perih di memekku akibat sumbatan kontolnya yang besar. Baru sekitar seperempat kontolnya yang terbenam di memekku. Dia yang merasakan nikmat saat kontolnya terjepit dengan ketat oleh memekku merasa tidak sabar, kedua tangannya mencengkram pinggang dan pantatku dan mulai menekankan pantatku.
“Bleeessss…… ” perlahan kontolnya mulai menyeruak masuk ke dalam lubang memekku. Aku kembali menjerit kesakitan, akupun meronta dan mencoba untuk bangkit dari posisiku, tapi tangannya menahan pinggangku, sehingga aku tidak dapat melepaskan kontolnya dari lubang memekku.
“Bleeeeessss….” kembali tangannya mendorong pantatku, setengah kontolnya sudah terbenam dalam memekku sehingga aku pun semakin kesakitan.
“Aduh ooommm…sakiiit…oommm….”aku merintih kesakitan.
“Oooohhh Novaaa…your pussy is realy tight….hhhhmmm saayaa…sukaaaa…your pusssy….. ssaabaar sayaaang… ssebentar lagi kamu tidaaak akan kesakitan…,” katanya sambil mulai menaik turunkan pinggangku perlahan-lahan.
Dan dengan sendirinya pantatku ikut naik turun seirama dengan gerakan tangannya dipinggangku.
“Oooo…sudaaahhh ooommm sakiiit…oommmm….Nova gak kuaaaattt…sakit sekali rasanya….” aku masih merintih kesakitan merasakan memekku yang sedang disodok keluar masuk oleh kontol besarnya. Cerita Sex
Dia yang sudah sangat bernafsu tidak mau menghentikan kegiatannya, dia betul-betul merasakan enaknya jepitan memekku di kontolnya, dia merasakan kontolnya sangat seret keluar masuk di lubang memekku. Tapi lama-lama lubang memekku mulai bisa beradaptasi dengan kontol besarnya , tapi walaupun begitu aku masih merasakan sakit dan perih di lubang memekku.
Seiring dengan terus memompa memekku, batang kontolnya mulai sedikit lancar keluar masuk memekku, dengan menahan sakit dan perih aku mulai bergoyang naik turun mengimbangi gerakan tangannya di pinggangku.
Terlihat bibir memekku membungkus ketat kontolnya saat kontolnya menekan masuk bibir memekku pun ikut masuk, dan saat kontolnya di tarik keluar bibir memekku pun terlihat keluar juga. Aku merasakan memekku betul-betul penuh oleh sumpalan kontolnya,
Rasa sakit dan perih yang kurasakan mulai berkurang berganti dengan rasa nikmat. Rintihan kesakitanku mulai berganti dengan erangan keenakan, sedikit demi sedikit kontolnya semakin melesak masuk kedalam lubang memekku.
Aku yang tadinya meronta-ronta berusaha menarik keluar kontolnya, sekarang mulai bergerak naik turun menyambut sodokan kontol itu. Aku merasakan kontolnya semakin melesak dalam di lubang memekku.
Tanpa memberitahu aku dengan penuh nafsu dia menekan pantatku ke bawah, akibatnya batang kontolnya hampir tertelan seluruhnya di lubang memekku. Aku mengerang dibuatnya, dinding memekku menempel ketat di kontolnya, aku merasakan ujung dinding rahimku diterjang dengan kuat oleh kepla kontolnya.
“Aaahhh…ooommm….kontol ooommmm enak sekaliiii….” jeritku saat merasakan kontolnya menyentuh dinding rahimku.
“Hhhhhmmmm…..Cindy….your pussy hhhmm… I love it…” desahnya.
Tiga perempat batang kontolnya sudah terbenam di lubang memekku, dan tidak bisa lagi masuk lebih dalam karena sudah mentok. Dengan perlahan dia mulai memompa kontolnya keluar masuk memekku.
Lama-lama sodokan kontolnya semakin bertambah cepat, akupun semakin merintih kenikmatan dibuatnya. Memekku semakin basah oleh cairan yang keluar, kontolnya semakin leluasa keluar masuk lubang memekku.
“Sssstthhh….ooohhh….genjot terus oommm….nikmat sekaliiii…Nova puaaass oomm…aahhh…” erangku. Tanpa hentinya aku merintih kenikmatan merasakan sodokan demi sodokan kontolnya di lubang memekku.
Mataku merem melek, tubuhku mulai mengejang-ngejang, aku akan meraih puncak kenikmatanku kembali, gerakanku semakin liar, kepalaku bergorang ke kanan-ke kiri, nafasku semakin memburu, dan “Sssssrrrrrr…sssrrrr…..ssssrrrr…..sssrrrrr…..ssrrrr rr…… ” memekku menyemburkan lahar kenikmatan, dinding memekku berkedut-kedut seiring dengan semburan itu,
“Cindy keluaaar oommm…enak sekaliii kontolmu sunguh luar biasaaa….” erangku menikmati orgasmeku.
Mendengar eranganku, dia semakin mempercepat genjotannya, sehingga tubuhku kelojotan menerima sodokan-sodokan tersebut, dan dengan sekali hentak dia berusaha menanamkan kontolnya sedalam-dalamnya di lubang memekku menyambut semburan lahar kenikmatanku.
Dia merasa kepala kontolnya menjadi hangat, dan ia juga merasakan dinding memekku yang berkedut-kedut, seolah-olah kontolnya sedang diremas-remas. Dengan memeluk erat tubuhnya dan nafas yang tersengal-sengal, akupun ambruk di atas tubuhnya. Dia merasakan bahwa memekku sudah berhenti berkedut, sementara nafaskupun sudah beranjak normal kembali.
Tanpa melepaskan kontolnya dari jepitan memekku, dia mengangkat tubuhku dan merebahkan tubuhku diatas sofa. Lalu dia mengambil bantal-bantal kecil yang ada di sofa diletakkannya bantal tersebut di lututnya. Kedua kakiku dia taruh dipundaknya, dan ia pun mulai menggenjot memekku. “Bleeesssss…..”
Kontolnya mulai menggenjot memekku dengan perlahan, dengan posisi ini dia merasakan memekku lebih sempit dari posisi tadi, lenguhannyapun keluar dari mulutnya. Akupun mengerang merasakan sodokan-sodokan kontolnya. Semakin lama genjotannya semakin bertambah cepat, tubuhku berguncang dengan dahsyat mengikuti irama sodokannya yang semakin cepat.
“Ooohhh…Cindy…you’re so beautiful…ooohh…your pussy nice..hhmmm… ooohh. Damn, you’re so hhooootttt…,” dia melenguh merasakan enaknya memekku yang dengan ketatnya menjepit kontolnya.
“Kontolmu juga enak oommm…aaaahhhh…benar-benar nikmat…aku puaaasss banget kamu entot….genjot terus ooommm…aaahhhh….” rancuku menikmati genjotannya.
Dia pun menggenjot kontolnya dengan cepat, sambil kedua tangannya meremas-remas toketku, kadang-kadang kedua pentilku dia pilin-pilin. Aku betul-betul kewalahan menghadapi serangan-serangannya.
Erangankupun semakin menjadi-jadi, lenguhan dan desahanku semakin kerap terdengar, mataku kadang-kadang mendelik keatas sehingga hanya kelihatan putihnya saja, memekku semakin banjir oleh cairan yang keluar.
Batang kontolnya semakin gencar menyerang memekku. Dari berlutut dia merubah posisinya jadi setengah berjongkok, sementara tubuhnya ia condongkan ke depan, kedua tangannya ia letakkan di samping kepalaku menahan bobot tubuhnya.
Kakiku yang masih menempel di pundaknyapun menjadi terdorong ke arah tubuhku. pantatku sedikit terangkat, batang kontolnyapun melesak lebih dalam akibat posisi ini. Kembali dia memompa kontolnya keluar masuk memekku dengan tanpa mengurangi ritme sodokannya.
Aku merasakan posisi ngentot seperti ini memberikan kenikmatan yang luar biasa, entah karena kontolnya yang besar dan panjang, entah karena itilku yang ikut terdorong keluar masuk saat kontolnya keluar masuk di lubang memekku. Akupun melenguh menikmati sodokan-sodokan batang kontolnya.
“Oooouughhh…entot terus oommm….kontolmuuu…aaahhh….” desahku histeris.
Aku yang saat pertama merasakan sakit dan perih akibat terjangan batang kontolnya, sekarang malah minta dia untuk menekan kontolnya lebih dalam. Dia semakin mempercepat kontolnya keluar masuk di memekku, dan menekan lebih dalam lagi di lubang memekku.
Dengan ritme kecepatan yang dilakukan oleh dia membuat aku merintih-rintih keenakan. Puncak kenikmatanku hampir di ambang pintu, nafasku semakin memburu, tubuhku mulai mengejang, pantatku terangkat saat dia menekan kontolnya supaya bisa masuk lebi dalam lagi.
Malam ini aku betul-betul merasakan kenikmatan dientot yang belum pernah aku rasakan selama ini, tubuhku seperti mau rontok karena nikmatnya digenjot oleh dia.
“Ooooo….aaarrgghhhh…ssstthhh…Cindy mau keluaaaarrrr lagiiii…..genjot lebih keraaass ooommm…aaahhhh….” aku histeris merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, dan “Ssssrrrr…. ssrrrrr….. ssrrrr….. ssrrrrr….. sssrrrrr……” memekku mulai menyemprotkan cairan kenikmatan, membasahi lubang memekku dan kontolnya. Memekku semakin banjir.
Dia tidak menghentikan genjotannya saat aku meraih puncak kenikmatan, dia juga merasakan hal yang sama, dia merasakan kontolnya berdenyut-denyut, dan akhirnya pejunya mendesak keluar dari palkonnya, dan “Crooottt…crooottt…crooott…” kontolnya menyemburkan pejuh ke dalam lubang memekku, hampir bersamaan dengan keluarnya cairan nikmatku.
Dia menekan kontolnya lebih dalam saat menyemprotkan pejunya dan mendiamkan kontolnya di lubang memekku. Aku merasakan ledakan-ledakan hangat yang keluar dari kontolnya membasahi relung memekku.
Aku merasakan terjangan pejunya itu sangat kuat menerjang dinding rahimku. tubuh kami sama2 menggelepar saat kami berdua meraih kepuasan. Tubuhku mengejang-ejang, aku mengerang dan merintih.
Dia melenguh keenakan saat kontolnya menyemprotkan pejuhnya, tubuhnya juga menegang.
“Oooghhh….. Damn… I’m cooominggg…too. Your pussy..is very nice… I love your pussy… I love your body…aaaagghhh…ssssshhh.. Damn….”dia melenguh menikmati semburan pejunya yang keluar dari kontolnya.
Kami berpelukan dan berciuman sambil menikmati puncak kenikmatan, nafas kami berdua masih memburu, tubuh kami masih mengejang sampe gejolak birahi mereda dan saat batang kontolnya mulai hilang ketegangannya. Dia menarik keluar kontolnya dan dari lubang memekku mengalir perlahan cairan putih yang bercampur dengan cairan kenikmatanku.
Cairan tersebut menetes keluar dengan perlahan dari lubang memekku ke sofa. Dia menciumku dengan mesra. Akupun membalas ciuman tersebut, aku betul-betul merasa puas. Kemudian kami beranjak ke tempat tidur. Aku telentang menikmati yang barusan terjadi. Aku merasa seperti masih ada yang mengganjal di lubang memekku. Dia berbaring disebelahku.
“Nanti kita ulangi lagi ya om, tapi sekarang Cindy mau istirahat dulu lemes banget nih”
Aku membayangkan pasti ketika bangun bisa ngerasain lagi kontol besar panjang itu keluar masuk memekku. Akupun tidur dengan mulut tersungging senyuman puas.
0 komentar:
Posting Komentar